Apa
hidangan Ramadhan yang biasa tersaji di meja makan Anda? Bulan Ramadhan
memang momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di seluruh
dunia. Bulan suci ini merupakan ibadah penting yang dijalankan setiap
tahun sekali. Jalannya ibadah di bulan Ramadhan selalu diikuti tradisi
yang sudah berjalan selam berabad-abad.
Read More
Setiap bulan ini datang, ada saja tradisi unik yang tidak bisa ditemui di bulan-bulan lainnya.Makanan
tradisional merupakan bagian tak terpisahkan dari tradisi di bulan
Ramadhan. Setiap bulan puasa akan bermunculan makanan khas yang jarang
ditemui pada bulan-bulan biasa. Di Indonesia ada takjil, makanan ringan
untuk membatalkan puasa yang jadi primadona saat Ramadhan.
Lalu bagaimana dengan negara-negara lain yang penduduknya juga menjalankan ibadah puasa?Berikut adalah 7 Makanan Khas Ramadhan Paling Populer Di Berbagai Negara :
1. Sawine, Trinidad dan Tobago
Republik
Trinidad dan Tobago adalah pulau paling selatan di kawasan Karibia.
Letaknya sekitar 11 kilometer di sebelah timur pesisir Venezuela.
Menurut Wikipedia, 6 persen dari total populasi di Trinidad dan Tobago
memeluk agama Islam. Mereka umumnya tinggal di Trinidad.
Nah,
saat Ramadhan tiba penduduk Trinidad biasanya menyiapkan sawine. Sawine
adalah sejenis takjil manis, dibuat dari bihun yang disajikan bersama
kuah susu dan kacang-kacangan. Kuahnya dibumbui dengan rempah-rempah
seperti jahe dan kayu manis. Makanan ini dihidangkan panas-panas.
2. Kothu Paratta, India Selatan dan Sri Lanka
Paratta
adalah sejenis roti pipih goreng yang menjadi makanan pokok bagi
sebagian penduduk di negara-negara Asia Selatan, yaitu Sri Lanka, Nepal,
dan India. Sementara Kothu Paratta yang secara harfiah berarti paratta
cincang adalah paratta yang dicincang kemudian dimasak dengan telur,
sayuran, atau daging, beserta salna, sejenis saus pedas khas Asia
Selatan.
Pembuatan
makanan ini cukup unik. Semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat Kothu
paratta dimasukkan bersamaan ke dalam wajan yang sudah dilumuri minyak
dan dimasak dengan cara orak-arik hingga matang. Kothu Paratta biasa
dijajakan di pinggir jalan. Biasanya disantap sebagai makanan ringan.
Dan saat Ramadhan tiba, para pedagang kaki lima yang menjajakan makan
ini bertebaran di pinggir jalan.
3. Fruit Chaat, Pakistan dan India Utara
Fruit
chaat jika dilihat sekilas memiliki penampilan yang mirip dengan salad
buah dengan saus mayones. Tetapi jika dirasakan, potongan-potongan buah
dalam Chaat dibalur dengan saus yang dibumbui dengan rempah-rempah.
Makanan ini termasuk hidangan cepat saji yang biasa dijajakan di
kedai-kedai pinggir jalan di India Utara dan Pakistan.
Fruti
chaat dibuat dari potongan buah pepaya, pisang, jeruk, delima merah,
anggur, apel, nanas, dan kentang atau ubi manis yang sudah dikukus
terlebih dahulu. Sausnya berwarna kecoklatan dan manis dengan sedikit
sentuhan rasa rempah yang tajam.
4. Batata Harra, Lebanon
Kalau
orang barat memiliki menu French Fries, maka warga Lebanon memiliki
sajian kentang goreng yang bernama Batata harra. Batata Harra yang
secara harfiah berarti kentang pedas adalah hidangan sayuran khas
Lebanon. Makanan ini pembuatannya sangat sederhana. Bahannya terdiri
dari kentang, paprika merah, ketumbar, cabai, dan bawang putih yang
digoreng bersamaan dalam minyak zaitun.
Kadang ditambahkan pula irisan daun ketumbar untuk menambah rasa dan aroma pada hidangan kentang dengan bumbu minimalis ini.Batata
Harra adalah makanan yang populer sebagai mezze, istilah untuk hidangan
pembuka di Lebanon. Saat bulan Ramadhan, makanan ini biasa dijadikan
menu untuk membatalkan puasa, terutama bagi mereka yang terpaksa berbuka
di tengah perjalanan.
5. Fesenjan, Persia
Fesenjan
yang juga dikenal dengan nama khoresht-e fesenjan atau fesenjoon adalah
hidangan istimewa dalam kuliner Persia, Irak, dan Iran. Penampilan
makanan ini menyerupai kaldu kental yang terbuat dari sirup delima dan
kenari. Menurut Wikipedia, secara tradisional makanan ini dibuat dari
kaldu unggas ( bebek atau ayam ), bola daging giling, ghormeh atau
potongan daging domba, ikan, atau tidak menggunakan daging sama sekali.
Rasa makanan ini bervariasi, bisa manis atau asam, tergantung dari cara
memasaknya.
Fesenjan
kemudian disajikan dengan nasi putih atau kuning khas Persia yang
disebut polo atau chelo. Karena tekstur dan rasanya yang cenderung
tajam, makanan ini biasa dijadikan menu makanan utama. Saat bulan
Ramadhan, warga Persia sering menyiapkan hidangan ini karena fasenjen
merupakan makanan yang tahan lama. Konon makanan ini akan terasa makin
lezat setelah disimpan seharian.
6. Ful Medames, Mesir
Ful
Medames atau sering disebut ful saja sebenarnya adalah hidangan dengan
bahan utama kacang fava yang dimasak dalam waktu sangat lama hingga
lumat. Masakan yang dipercaya berasal dari Mesir dan Sudan ini terdiri
dari kacang fava lumat yang disajikan dengan minyak sayur, jintan,
peterseli, bawang merah, bawang putih, dan air jeruk lemon. Fule medames
merupakan makanan pokok di Mesir dan Sudan, tetapi hidangan ini sangat
populer di Levant, Somalia, Djibouti, Eritrea, Ethiopia, dan Arab Saudi.
Makanan
ini biasanya dimakan oleh warga Mesir untuk sarapan. Tetapi saat bulan
Ramadhan lebih populer untuk menu berbuka. Ful medames, terutama yang
dijajakan pedagang kaki lima Mesir biasanya memang mengandung gizi
lengkap, terdiri dari roti, acar sayuran, dan rempah daun segar yang
disajikan di sisi piring seperti daun lalapan.
7. Harira, Maroko
Harira
sejatinya adalah rebusan domba dan chickpea yang menjadi makanan khas
kesukaan warga negara-negara Afrika bagian utara, terutama Maroko. Sup
ini ditengarai berasal dari daerah Maghreb.
Ada
banyak variasi dari harira, tetapi yang paling umum biasanya memang
terbuat dari cincangan daging domba, tomat, chickpea, dan rempah-rempah.Makanan
ini mengandung kalori dan nilai gizi yang cukup tinggi sehingga
biasanya disantap untuk berbuka puasa saat bulan Ramadhan.